skip to main |
skip to sidebar
...Dikejar Dosa...
Siapakah hidupnya yang lebih sengsara dari pada orang yang di maki- maki oleh hati nuraninya sendiri...,
Segala kenikmatan dan kemuliaan hidup duniawi terasa hanya sebagai fatamorgana yang nantinya tiada berbekas di hatinya...,
Itu semua karena hatinya telah pasti merasa diburu dan mengeras sehingga tidak bisa melihat sebuah rasa yaitu bahagia...,
Dan sebenarnya kebahagiaan orang yang dikejar dosa adalah tentang
hilangnya pengejaran dan pemakian atas dirinya sendiri itu...,
Kekerasan itu akan bertambah jika tingkah polahnya dalam mengukir
sandiwara dan cerita yang pasti akan diliputi kebohongan disana- sini
semakin menjadi....
Apalagi kalau tujuannya pembenaran di hadapan
manusia.., Perhatikan pula bahwa dia akan semakin jauh dari kedamaian
saat semakin sering dia membolak- balikkan fakta dan cerita demi yang
bernama menghindari penghakiman massa dan kritikan sesama, yang jika
saja dia sadari, justru seharusnya semua itu bisa menjadikan dia lebih
dari baik, dari pada keadaannya sekarang ini..,
bahkan
betapapun dia melarikan diri dan atau hidup sendiri dihutan, namun tetap
akan dirasa bahwa tetap tiada jalan keluar bagi semua kekacauan
hatinya..., Dan memang begitulah memang nasib para manusia yang dikejar
dosa. Kesempitan hatinya akan terasa semakin sempit sebelum dia
menyerah, mengakui dosa diri dan atau meminta maaf atas siapapun yang
telah dia sakiti...,
Keluasan hatinya tak akan ada muncul sebelum
dia rela bersujud kepada Allah, dan mematahkan kesombongannya atas tetap
benarnya semua yang telah dia lakukan. Bahkan betapapun dia mengelak
dan mencoba melarikan diri, namun dunia ini tak akan cukup menampung
penderitaan orang yang dikejar dosanya sendiri....,
Betapapun
dia mencoba untuk merubah keadaan dengan seribu karangan rangkaian kata-
kata untuk memantapkan dan menetapkan dirinya agar tetap bisa berdiri
dengan tegak, tapi makian hati nuraninya sendiri yang protes dan tidak
setuju dengannya, lambat laun akan menumbangkan pertahanannya
sendiri...,
Benar- benar, ini adalah tentang dirinya sendiri,
sama sekali tidak ada kaitannya dengan orang lain.., Maka sudah
selayaknya orang yang dikejar dosa, bersibuk diri untuk memperbaiki
dirinya yang telah kacau dan menenangkan dirinya untuk tidak
bersandiwara, agar semua tidak akan menjadi semakin kacau..., Dan semua
itu, hanya bisa mudah untuk dilakukan, jika semua diniatkan hanya untuk
Allah, sebagai sebuah permohonan tobat dan penyesalan yang dalam, dari
diri yang berdosa...
Siapakah hidupnya yang lebih sengsara dari
pada orang yang di maki- maki oleh hati nuraninya sendiri.., Segala
kenikmatan dan kemuliaan hidup duniawi terasa hanya sebagai fatamorgana
yang nantinya tiada berbekas di hatinya.., Itu semua karena hatinya
telah pasti merasa diburu dan lelah karena terus menerus di ajak untuk
berdosa.., Lama kelamaan, sang hati akan mengeras sehingga tidak bisa
melihat lagi sebuah rasa yaitu bahagia.., Karena sebenarnya kebahagiaan
orang yang dikejar dosa adalah tentang hilangnya pengejaran dan pemakian
atas dirinya sendiri itu. ...........
Kekerasan batinnya itu
akan bertambah jika tingkah polahnya dalam mengukir sandiwara dan cerita
yang diliputi kebohongan disana- sini ,semakin menjadi. Apalagi kalau
tujuannya pembenaran di hadapan manusia. Perhatikan pula bahwa dia akan
semakin jauh dari kedamaian saat semakin sering dia membolak- balikkan
fakta dan cerita demi yang bernama menghindari penghakiman massa dan
kritikan sesama. Padahal jika saja dia sadar, justru seharusnya semua
itu bisa menjadikan dia lebih dari baik, dari pada keadaannya sekarang
ini.
Bahkan betapapun dia melarikan diri dan atau hidup
terasing dihutan sendiri, namun tetap akan dirasa bahwa tiada jalan
keluar bagi semua kekacauan hatinya. Dan memang begitulah memang nasib
para manusia yang dikejar dosa. Kesempitan hatinya akan terasa semakin
sempit sebelum dia menyerah, mengakui dosa diri dan atau meminta maaf
atas siapapun yang telah dia sakiti. Keluasan hatinya tak akan ada
muncul sebelum dia rela bersujud kepada Allah, dan mematahkan
kesombongannya atas anggapan tetap benarnya semua yang telah dia
lakukan. .
Bahkan betapapun dia mengelak dan mencoba melarikan
diri, namun dunia ini tak akan cukup menampung penderitaan orang yang
dikejar dosanya sendiri. Betapapun dia mencoba untuk merubah keadaan
dengan seribu karangan rangkaian kata- kata untuk memantapkan diri agar
tetap bisa berdiri dengan tegak, tapi makian hati nuraninya sendiri yang
protes dan tidak setuju dengannya, lambat laun akan menumbangkan
pertahanannya sendiri....
Benar- benar, ini adalah tentang
dirinya sendiri, sama sekali tidak ada kaitannya dengan orang lain. Maka
sudah selayaknya orang yang dikejar dosa, bersibuk diri untuk
memperbaiki dirinya yang telah kacau dan menenangkan dirinya untuk tidak
bersandiwara, agar semua tidak akan menjadi semakin kacau. Dan semua
itu, hanya bisa mudah untuk dilakukan, jika semua diniatkan hanya untuk
Allah, sebagai sebuah permohonan tobat dan penyesalan yang dalam, dari
diri yang berdosa.
https://www.facebook.com/MutiaraAirMataMuslimah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar